
CURAHAN HATI SEORANG SISWA (Karya: Aji Pamungkas)
BIODATA PENULIS :
Assalamualaikum wr.b., perkenalkan namaku Aji Pamungkas kelas X MIPA 2, aku lahir di Pringsewu pada tanggal 04-01-2005 dan bersekolah di SMAN 6 Palangkaraya. Sebenarnya aku gk hobi nulis tapi Alhamdulillah ini ngetik jadinya bisa panjang lebar. Dan berhubung aku baru kelas X jadinya masih kurang pengalaman dibandingkan kakak kelas lain nya. Dan untuk itu semoga apa yg aku ceritain bisa bermanfaat. Amin.
Curhatan Hati Seorang Siswa
Jam menunjukkan tepat pukul lima pagi,
mentari pun masih bersembunyi, meninggalkan suasana yg begitu sunyi. Namun,
kesunyian tersebut dipecahkan oleh suara alarm yg tiba² berbunyi. "kriinggg..
kriing.. kriiiingg..." Terdengar alarm berdenting. Dan lama kemudian
bangun lah seorang Pemuda, dengan keadaan setengah terbangun ia berkata, "Ahh..
alarm.. dah pagi ya?". Kemudian ia pun meraih handphone yg sedari tadi
memainkan nada yg sangat berisik. "Klik !", Alarm pun mati,
sambil menatap lurus kearah layar handphone miliknya, secara sadar ia melihat
banyak nya notif di hp nya, namun hanya acuh tak acuh lah reaksi yg
diberikankan nya. Kemudian Pemuda tersebut langsung berdiri dan berjalan kearah
dapur, sesampainya didapur terlihat pintu yg berwarna biru, kemudian ia
memasuki pintu tersebut dengan membawa sebuah handuk di pundak nya.
10 menit waktu telah berlalu, disaat itu
juga pintu tersebut kembali terbuka. Bersamaan dengan terbukanya pintu
keluarlah Pemuda tadi, namun dengan wajah yg lebih cerah daripada yg
sebelumnya. Lalu ia pun berjalan kembali ke arah kamarnya, sesampainya dikamar
ia langsung membuka lemari dan mengambil sebuah seragam sekolah, biru putih
warna nya.
Setelah
ia selesai berbusana, ia melanjutkan nya dengan sarapan dan membereskan
sebagian dari pekerjaan rumahnya. kemudian ia mengambil handphone miliknya dan
dibawanya menuju keluar rumah. Sesampainya di luar rumah ia langsung
melanjutkan berjalan menuju rumah Saudaranya. Memang tak jauh jarak antara
rumah Saudara nya dan rumah milik nya. namun, disana terdapat perbedaan sinyal
yg sangat signifikan. Setelah sampai ditempat tujuan, badan nya langsung tau
dimana tempat dimana ia seharusnya duduk. Dan kemudian, tangan nya dengan sigap
mengambil handphone dan langsung membukanya. Satu persatu notifikasi di buka,
menit berganti menit hanya dihabiskan dengan memainkan media sosial. Hingga
pada akhirnya kedua bola mata nya langsung terfokus pada satu notifikasi yg
masuk.
"Silahkan masuk zoom, dgn id
26277788 dan password *****.". Tanpa menunggu lama ia langsung masuk
dlm kelas online tersebut, "loading.. loading.. connecting.".
Layar handphone langsung menunjukkan wajah seorang wanita, wanita tersebut merupakan
seorang guru SMA 6 Palangkaraya yg dipanggil sebagai Ibu Averiana. Kemudian,
tiba² terdengar suara dari handphone, "halloo.. selamat pagi semuanya ! " seru Ibu Ave. "Pagi
bu.. "sahut pemuda tersebut. "Oohh.. aji yaa.. apa kabar Aji ?"
Tanya bu ave dengan raut senyum diwajahnya, "baikk buu.. "
sahut pemuda tersebut sambil membalas tersenyum. "Okee.. karna masih
ada siswa blum masuk, jadi kita tunggu sebentar sebelum kita mulai pembelajaran
kita hari ini.” kata Ibu Ave. "Baik buu.." sahut pemuda
tersebut dan beberapa siswa lain nya.
Waktu trus berjalan, warna yg tadi biru
berubah menjadi jingga, dan menggakhiri rutinitas harian pemuda tersebut. Dan
yaa... Ini lah rutinitas ku sebagai murid di SMA 6 Palangkaraya, dan bagaimana
ini dimulai? Baiklah.. Mari kita kembali ke tahun 2020 dimana virus yg bernama
korona mulai menunjukkan taring nya di Indonesia.
Ketika Wuhan tengah dilanda kebingungan,
pemerintah Indonesia hanya acuh tak acuh terhadap kabar tersebut, dan lockdown tidak
segera diberlakukan diindonesia dikarenakan alasan finansial. Namun, ketika
virus tersebut mulai masuk dan merajalela di Indonesia pemerintah terpaksa
menulan ludah nya sendiri atas tindakan yg telah dilakukan nya. Bandara-bandara
mulai ditutup, toko-toko dan restoran disegel dan bahkan sekolah pun diliburkan.
Apa
reaksi para murid nya dlm menanggapi hadir nya virus korona dan diliburkannya
sekolah? Apakah para murid Sedih?. Jawaban nya tidak, malah sebaliknya, para murid merasa senang karena libur sekolah,
bebas untuk bermain dan bisa bersantai dengan keluarga. Yahh.. mungkin itu yg
awal nya dirasakan oleh para murid termasuk aku sendiri. Tetapi setelah hari
berganti hari, perasaan senang yg awalnya menggetarkan hati, berubah menjadi rasa
bosan yg meracuni pikiran.
Untuk aku sendiri yg bersekolah di SMA 6
Palangkaraya, sebagai siswa disini awal aku ngeras sepi karena enggak bisa
ngerasain apa yg dialamin oleh para kakak kelas sebelumnya dan bahkan aku merasa
jauh dengan teman sekelas ku sendiri. Tapi, setelah aku tau bahwa bahkan di
masa pandemi sekalipun, guru-guru dan kakak-kakak kelas lain nya enggak pernah
menyerah dlm menjalankan tugas nya dan terus berjuang untuk memajukan sekolah,
yg bahkan saat ini sedang ditimpa wabah pandemi. Dan setelah aku melihat
perjuangan mereka, aku jadi semangat untuk terus sekolah dan semakin giat dlm
menjalankan kewajiban ku, yaitu belajar. Dan lewat ekskul, juga organisasi yg
terus aktif bahkan di masa pandemi, aku jadi tidak lagi merasa kesepian untuk
melanjutkan daring di SMA 6 Palangkaraya. Juga Lewat pertemuan virtual kami dpt
bertatap muka tanpa harus takut kerjangkit virus korona. Dari situ juga aku
bisa bertemu dengan para guru yg aktif dalam mengajar siswa nya, dengan segala
perjuangan yg beliau lakukan.
Akhir kata, aku ingin mengucapkan terimakasih
pada para guru yg terus sportif dalam menjalankan tugas nya dan para kakak
kelas yg trus dpt memotivasi adik nya bahkan ditengah pandemi. Sekian dan
terimakasih.