
PELAJAR DIUJI MASA PANDEMI (Karya: Kade Yoga Budana)
Tentang Penulis
Perkenalkan nama saya Kade
Yoga Budana, biasa dipanggil Yoga, saya anak kedua dari dua bersaudara, lahir
di palangkaraya pada tanggal 12 februari 2003, sekarang saya tinggal di
tangkiling, dan bersekolah di SMAN 6 PALANGKARAYA, kelas XII MIPA 2
PELAJAR DIUJI MASA PANDEMI
Pada bulan januari hingga februari virus corona atau biasa juga disebut Covid-19 mulai muncul dan mewabah di negeri cina. Awal bulan maret virus corona pun mulai masuk ke indonesia, sontak masyarakat dan kami pun sebagai siswa/siswi SMAN 6 PALANGKARAYA mulai khawatir dengan hal ini termasuk aku sebagai siswa SMAN 6 PALANGKARAYA juga. Selang beberapa minggu kemudian orang yang terjangkit covid-19 bertambah begitu signifikan. Tentu hal ini dianggap serius oleh pemerintah, dan pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dari rumah pada seluruh sekolahan yang ada di indonesia, siswa/siswi juga di anjurkan untuk belajar dari rumah saja. Dan di SMA NEGRI 6 PALANGKARAYA pun menjalankan arahan pemerintah tersebut.
Di suatu pagi yg cerah, di mana kebiasaanku yang selalu semangat aku lakukan di pukul 05.00 WIB bangun dari tempat tidurku untuk bersiap-siap pergi ke sekolah “sudah pagi nih, aku mandi dulu ah, siap-siap mau ke sekolah, la la la la la” sambil bernyanyi aku menuju kamar mandi, setelah selesai mandi aku pun langsung mengenakan pakaian seragam sekolahku “mah, ada liat topi dan dasiku?” aku bertanya kepada ibuku. “ada di lemari baju rasanya nak” ibuku menjawab. “okee” ucapku. Setelah selesai bersiap-siap aku pun mengecek handphone dan melihat WhatsApp grup kelas. karena saking semangatnya aku, ternyata aku lupa mulai dari hari ini kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah atau sekolah daring “ya ampun aku lupa mulai dari hari ini belajar dari rumah, gk di sekolah lagi” dan seketika kebiasaan pagiku itu sekarang tak lagi ku lakukan.
Sedih memang mendengar berita seperti ini yang membuat semua kegiatan dilakukan di rumah saja. Sekolah dari rumah, kerja dari rumah, apa-apa serba dari rumah, klo mau keluar rumah di saat ada keadaan yg penting dan benar-benar mendesak saja, itu pun juga harus mematuhi protokol kesehatan yang ada, seperti menggunakan masker, handsataizer, dan lainnya.
Waktu terus berlanjut, keesokan harinya pun sekolah daring terus berlangsung dan ibu/bapak guru SMA NEGRI 6 PALANGKARAYA cukup disiplin untuk masuk kelas online dan meberikan tugas kepada siswa/siswi, begitu pula siswa/siswi SMAN 6 PALANGKARAYA begitu bersemangat mengikuti kelas walaupun hanya dari rumah saja. Kegiatan belajar mengajar pun dilakukan seperti biasa. Namun, mulailah kesalahan yang aku perbuat di saat sekolah dari rumah ini di berlakukan.
Aku merasa karena sekolah dari rumah itu bebas, tidak di awasi guru, dan banyak waktu luang, aku pun beberapa kali mengabaikan tugas-tugas yang diberikan guru dan kurang disiplin untuk mengerjakannya, hal ini terjadi karena sejak aku belajar dari rumah minat belajarku berkurang. kegiatan belajar mengajar tidak secara tatap muka langsung membuatku tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan guru dan cenderung untuk bermain game online bersama teman-temanku. Dan pada saat itu tugas-tugas yg di berikan ibu/bapak guru sebagian aku kerjakan, dan sebagian aku abaikan “Ah, aku gk ngerti apa yang dijelsin ibu tadi, apalagi jaringannya juga kurang baik, putus-putus, gimana ya cara ngerjainnya? Aku bingung, nanti aja deh aku kerjainnya tunggu punya teman yang lain udah aja, sekalian aku nanya langsung caranya gimana, sekarang aku main game aja dulu” pikirku. Aku pun langsung lanjut bermain game. Di saat pengumpulan tugas, ternyata aku lupa untuk mengerjakan tugas dan pada akhirnya aku pun buru-buru mengerjakan tugas tersebut dengan asal-asalan.
Waktu pun terus berlalu dengan kegiatan belajar mengajar yang sama setiap harinya. Ketika belajar online/daring masih diberlakukan, tiba-tiba saja handphoneku eror dan tidak mau hidup karena memang hp tua, udah lama gk pernah ganti jadi wajarlah eror. Karena handphoneku benar-benar tidak mau nyala alhasil aku menggunakan handphone kakakku untuk sekolah online “kak, boleh aku pinjam hp kakak?” Tanyaku “untuk apa?” ujar kakakku bertanya, “hp aku mati, gk tau kenapa, dari tadi aku hidupin tapi gk mau hidup” ucapku, dengan wajah yang agak sedih “ya udah, ini pakai aja hp kakak” ujarnya, sambil memberikan handphonenya kepadaku “yeay, makasih kak” ucapku. Dari situ aku pun sering menggunakan handphone kakakku, jadi belajar online dan tugas-tugas dari guru masih bisa ku atasi. Namun, agak susah bagiku untuk saling bergantian handphone dangan kakakku.
Selang beberapa waktu berlalu, kebetulan ada tawaran kerjaan yang ditawarkan ke aku dengan penghasilan yang lumayan besar dan cukup untuk aku beli handphone lagi. Awalnya aku bingung mau ambil atau enggak tawaran itu “aku ambil atau enggak ya tawaran kerjaannya? Kalo aku ambil, tugasku pasti gk bisa aku kerjain tapi kalo aku enggak ambil kerjaan itu, aku gk bisa beli handphone buat aku ikut sekolah online” pikirku kebingungan. Namun setelah aku pikir-pikir lagi akhirnya aku ambil tawaran kerjaan itu “yaa, aku ambil aja deh kerjaan itu, kalo masalah tugas bisa aja nanti aku kerjain setelah pulang kerja” pikirku begitu. Dan kurang lebih selama 1 bulan aku mengikuti pekerjaan tersebut di saat belajar daring yang masih diterapkan, ternyata banyak tugas yang tidak dapat aku selesaikan, aku keteteran karena pulang kerja aku pasti kecapekan, jadi aku langsung istirahat dan tidak sempat mengerjakan tugas. Sempat merasa menyesal ikut pekerjaan itu tapi memang karena alasan tersebut terpaksa aku ikut kerja, dan jika aku tidak ikut bekerja aku tidak bisa membeli HP baru untuk mengikuti kelas online nantinya. Entah salah atau tidak keputusan yang aku ambil ini, tetapi memang begitu realitanya dan tidak cuma aku yang ikut kerja pada saat itu ada sebagian teman-teman sekolahku yang ikut kerja juga.
Sudah beberapa bulan berlalu aku mulai sadar akan kesalahanku dulu yang tidak terlalu aktif belajar daring. Pertama, disebabkan karena game online yang sempat meracuni pikiranku dan aku berpikir bahwa game online adalah tantangan anak muda di zaman sekarang, namun aku sudah memutuskan untuk berhenti bermain game online lagi. Kedua, karena aku ikut bekerja di saat belajar mengajar masih diterapkan walaupun belajar dari rumah, sebenarnya masalah bekerja sambil bersekolah tidak apa-apa, tapi kita harus bisa berpikir matang-matang lagi untuk bisa mengatur pembagian waktu antara bekerja dan bersekolah. Ketiga, terlalu menyepelekan dan mengambil kesempatan dalam kesempitan tentang waktu, karena aku pikir banyak waktu di rumah untuk mengerjakan tugas membuat aku sangat mudah berpikir untuk nanti-nanti saja mengerjakan tugas yang diberikan guru. Keempat, karena niat dalam diri yang kurang mau belajar. Namun, pemikiran aku yang seperti itu sangat salah besar “aku nggak mau lagi menyepelekan dan menggampangkan semua tugas-tugas yang diberikan guru-guru untukku, pokoknya aku harus tetap semangat buat belajar, pokoknya aku harus bisa benar-benar mengerti dan memahami apa yang di jelaskan guru gimanapun caranya, aku harus lebih giat lagi belajar demi masa depan yang cerah!” Ucapku dalam hati dengan rasa semangat yang meggebu-gebu. Aku pun mulai aktif lagi untuk mengikuti belajar daring yang masih di jalankan SMAN 6 PALANGKARAYA.Hari senin pukul 07.00 WIB upacara di laksanakan via zoom aku pun bergegas untuk mengikuti upacara tersebut dan 80% hampir sama dengan upacara di sekolah sebelumnya, hanya saja saat ini upacara di lakukan via zoom jadi pasti ada kendala dan keterbatasan. Pada saat zoom di mulai saat menyanyikan lagu indonesia raya seketika jiwa dan raga penuh dengan semangat walau tak ada sesi pengibaran bendera namun rasa nasionalisme tetap membara dalam jiwaku.
Dari hari itu sampai seterusnya aku pun selalu mengikuti sekolah daring dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Dari cerita di atas pesan yang dapat kita petik adalah “harus tetap belajar walau dalam keadaan sulit sekalipun, mengutamakan belajar daripada bermain, jangan menyepelekan waktu yang sudah diberikan, dan harus tau akan tanggung jawab dan kewajiban kita”.