
KELUH KESAH SEKOLAH DIMASA PANDEMI (Karya : Diva Afrinda Resta)
KELUH KESAH SEKOLAH DIMASA PANDEMI
Halo
teman-teman ,nama saya Diva Afrinda Resta saya anak pertama yang dilahirkan 17
tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 24 April 2003 di Palangka Raya, Biasa
dipanggil Diva saat ini saya tercatat sebagai siswa SMAN-6 PALANGKA RAYA jurusan
IPA.
Saya
duduk dikelas XII MIPA-2 akan bercerita tentang pandemi sejak ada nya virus
COVID-19 dari Maret 2020 hingga sampai saat ini, sebelum adanya COVID-19 saya dan
teman-teman awalnya hidup nyaman ,aman ,dan tanpa rasa takut, dan sebelumnya
juga kami selalu melalukan aktivitas menyenangkan seperti praktik berenang ,
selalu mengadakan kemah blok ,memeriahkan 17 Agustus , dan merayakan hari guru.
Tetapi
setelah wuhan cina terkena virus COVID-19 ini seluruh manusia didunia yang ada
mulai ada ketakutan mulai keluar rumah karena virus itu tidak terlihat tetapi
bisa menular dengan cepat dari satu sama
lain sejak saat itu saya bersedih .
Sejak bulan maret lalu libur dimasa pandemi awalnya
saya sangat senang bisa bermain-main , bisa kumpul dengan keluarga dan
lain-lain. Tetapi lama kelamaan saya merasakan bosan karena kita menjalanka “PSBB” singkatan dari pembatasan social
berskala besar,itu akan sulit untuk keluar rumah.
Karena
banyak sekali aktivitas yang tertunda seperti sekolah diliburkan dan tidak ada
ekstrakulikuler pembelajaran pun digantikan dengan cara melalui zoom meeting
atau whatsApp grup. Saya dan teman-teman merasakan sangat senang seperti
mendapatkan liburan satu atau dua hari kami para murid menghabiskan waktu untuk
belajar dirumah. Tetapi setelah dua hari itu mendapatkan pengumuman melalui via
whatsApp, libur diperpanjang menjadi seminggu .
Mungkin
saat ini kita memakai peraturan “New Normal” apa itu peraturan “new normal “ ?
New normal adalah perubahan perilaku atau kebiasaan untuk tetap menjalankan
aktivitas seperti biasa namun dengan selalu menerapkan protokol kesehatan di tengah
pandemi COVID-19.
Disini semua siswa belajar melalui handphone atau disebut dengan daring. Belajar daring sangat-sangat sulit karena tidak paham dengan materinya berbeda jika kita tatap muka setiap hari belajar jarak jauh juga sangat membosankan ,tidak bisa berkumpul bersama teman-teman. Belum lagi masalah biaya, kalau menggunakan fasilitas WI-FI masih ringan lain lagi yang menggunakan kuota perlu biaya yang cukup besar lagi, untuk yang menggunakan kuota akan diberi dari kemendikbud untuk selalu digunakan dalam belajar atau digunakan sebaik-baiknya.
Belajar
jarah jauh juga banyak sekali kendalanya seperti jaringan dan lain-lain. Disaat
masa-masa ini memang sangatlah sulit bagi siswa dan para guru-guru .Saat ini
juga siswa dan para guru-guru berjuang bersama-sama untuk melewati masa ini.
Mungkin bapak
atau ibu guru juga sangat sulit membagi waktu nya untuk keluarga karena disaat
seperti ini semua akan fokus mengajar anak muridnya ,memberikan
saol menjelaskan materi dan memeriksa pekerjaan anak muridnya,
Tidak
hanya guru-guru para orang tua juga sangat kesulitan untuk mengajar anak-anaknya karena orang tua juga mempunyai pekerjaan tersendiri dan hal ini sangat
sulit untuk membagi waktunya. Belum juga kadang anak kurang nurut atau kurang
paham akan diajar dengan orang tua nya sendiri anak akan lebih mudah jika
belajar bersama bapak atau ibu guru di sekolah mungkin lebih keterbiasaan, Jujur disini saya merasa bosan berada di
rumah saja dan belajar daring. Saya juga tidak paham materi yang bapak atau ibu
guru kirim melalui email ,tapi di zaman maju ini saya berusaha mencari tahu atau
browsing.
Kita
juga mengharapkan jika sekolah dibuka kembali dan menjalankan aktivitas nya
masing-masing seperti dulu tetapi hal itu belum juga terjadi, Walaupun tidak
masuk sekolah tetapi kami disini juga terbatas ,Ya walaupun terbatas kami
bersyukur masih bisa melihat suasana sekolah dan suasana kelas.
Saya
perwakilan dari teman-teman sekelas , saya sangat sedih karena kami adalah
angkatan yang tidak bisa menikmati masa putih abu-abu seperti angkatan
lainnya. Kenapa bisa dibilang begitu? karena kita tidak bisa merasakan menjadi
seorang kakak kelas.
Kami
juga tidak mempunyai kenang-kenangan bersama teman-teman dan para guru-guru
lainnya.Untuk masalah materi atau pembelajaran kurang begitu paham apalagi
sebentar lagi kami akan melakukan ujian sekolah,Disini juga kami merasakan
susahnya mencari bahan ajar tambahan.Tapi itu tidak membuat kami patah semangat
untuk mencari tambahan ilmu dari beberapa media atau buku-buku pelajaran lainnya.